skip to content

10 Alasan Microservices adalah Masa Depan Pengembangan Aplikasi

Saat ini microservices adalah arsitektur paling populer dalam pengembangan aplikasi dalam beberapa tahun terakhir. Microservices adalah arsitektur yang menawarkan banyak keunggulan dibandingkan dengan arsitektur monolit tradisional, seperti kelincahan, skalabilitas, dan keandalan yang lebih baik. Jika Anda penasaran mengapa microservices adalah masa depan pengembangan aplikasi, berikut ini sederet alasannya.

Baca juga: Aplikasi Berbasis Website: Pengertian, Jenis, dan Keunggulannya

microservices adalah arsitektur populer

sumber: Intuz

Kelincahan

Microservices adalah arsitektur yang dapat memecah aplikasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan mandiri. Hal ini memungkinkan tim-tim pengembangan untuk bekerja secara independen pada masing-masing komponen. Dengan demikian, tim-tim tersebut dapat membuat perubahan pada aplikasi dengan lebih cepat dan mudah, tanpa mengganggu tim-tim lainnya.

Misalnya, sebuah perusahaan e-commerce ingin menambahkan fitur baru untuk memungkinkan pelanggannya untuk memesan produk dari berbagai toko. Dengan microservices, tim pengembangan dapat membuat perubahan pada satu microservice saja, yaitu microservice yang bertanggung jawab untuk mengelola pesanan. Dengan demikian, fitur baru tersebut dapat ditambahkan ke aplikasi dengan lebih cepat dan mudah.

Skalabilitas

Dengan microservices, setiap microservice dapat diskala secara independen. Misalnya, sebuah perusahaan media sosial ingin meningkatkan kapasitas aplikasinya untuk menangani lonjakan traffic user. Dengan microservices, perusahaan tersebut dapat meningkatkan kapasitas hanya pada microservice yang bertanggung jawab untuk menangani traffic user. Dengan demikian, perusahaan tersebut dapat meningkatkan kapasitas aplikasinya dengan lebih mudah dan efisien.

Keandalan

Dengan microservices, kegagalan satu microservice hanya akan berdampak pada komponen tersebut. Misalnya, sebuah aplikasi e-commerce menggunakan microservice untuk mengelola pesanan. Jika microservice ini gagal, aplikasi e-commerce masih dapat digunakan untuk melihat produk dan melakukan pencarian. Namun, pengguna tidak dapat memesan produk. Dengan demikian, aplikasi e-commerce tersebut masih dapat berfungsi sebagian, meskipun satu microservice gagal.

Reusability

Microservices dapat dirancang untuk digunakan kembali dalam aplikasi lain, alhasil dapat lebih menghemat waktu dan biaya pengembangan. Misalnya, sebuah perusahaan mengembangkan microservice untuk mengelola pengguna. Microservice ini dapat digunakan kembali dalam aplikasi lain, seperti aplikasi e-commerce atau aplikasi media sosial. Dengan demikian, perusahaan tersebut hanya perlu mengembangkan microservice sekali saja dan dapat digunakan kembali dalam berbagai aplikasi.

Keamanan

Microservices dapat dirancang untuk meningkatkan keamanan aplikasi. Hal ini karena setiap microservice dapat dilindungi dengan keamanannya sendiri. Misalnya, sebuah perusahaan media sosial menggunakan microservice untuk mengelola akun pengguna. Microservice ini dapat dilindungi dengan keamanan yang ketat, seperti autentikasi dua faktor. Dengan demikian, akun pengguna akan lebih aman dari serangan keamanan.

DevOps

Microservices adalah arsitektur yang sangat cocok untuk penerapan DevOps. Hal ini karena microservices dapat dikelola dan di-deploy secara mandiri. DevOps adalah praktik yang menggabungkan pengembangan (development) dan operasi (operations) dalam sebuah proses yang terintegrasi. Dengan DevOps, tim pengembangan dan tim operasi dapat bekerja sama secara lebih erat untuk mengelola dan mengoperasikan aplikasi.

Microservices cocok untuk DevOps karena microservices dapat dikelola dan di-deploy secara mandiri. Hal ini memudahkan tim pengembangan dan tim operasi untuk bekerja sama dalam mengelola dan mengoperasikan aplikasi.

Otomatisasi

Microservices dapat diotomatisasi dengan mudah karena setiap microservice memiliki batas yang jelas dan tidak saling bergantung. Hal ini membuat microservices lebih mudah untuk dipahami dan dikelola secara otomatis. Microservices dapat diotomatisasi mulai dari proses build, test, dan deploy. Hal ini dapat menghemat waktu dan tenaga pengembangan.

Inovasi

Microservices dapat mendorong inovasi. Hal ini karena microservices membuat aplikasi lebih mudah untuk diubah dan disesuaikan. Misalnya, sebuah perusahaan e-commerce ingin menambahkan fitur baru untuk memungkinkan pelanggannya untuk memesan produk dari berbagai toko. Dengan arsitektur microservices, tim pengembangan dapat membuat microservice baru untuk mengelola fitur ini. Microservice baru ini dapat dikembangkan secara independen dari microservices yang ada, sehingga tidak akan berdampak pada microservices lainnya.

Kemudahan Pengembangan

Microservices dapat dikembangkan dengan lebih mudah daripada aplikasi monolit. Hal ini karena microservices memiliki ukuran dan kompleksitas yang lebih kecil. Misalnya, sebuah perusahaan ingin membangun aplikasi e-commerce. Jika perusahaan menggunakan arsitektur microservices, perusahaan tersebut dapat membentuk tim pengembangan yang lebih kecil untuk setiap microservice, yang nantinya dapat menghemat waktu dan biaya pengembangan.

Masa Depan

Microservices telah menjadi tren yang semakin populer dalam pengembangan aplikasi. Arsitektur ini menawarkan sejumlah keunggulan yang membuatnya menjadi pilihan yang tepat untuk aplikasi modern. Beberapa contoh perusahaan yang sudah menggunakan microservices antara lain Amazon, Netflix, Spotify, eBay, dan Twitter. Perusahaan-perusahaan ini telah membuktikan bahwa microservices adalah solusi arsitektur yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi yang kompleks, andal, dan skalabel.

Microservices adalah arsitektur yang menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan dengan arsitektur monolit tradisional. Keunggulan-keunggulan ini menjadikan microservices sebagai pilihan yang tepat untuk aplikasi modern. Apabila Anda ingin menambah wawasan lainnya seputar microservice atau elemen lainnya pada aplikasi, silakan cek kumpulan Insight Onero.

Don't forget to share this post!

Related Insights