Aplikasi berbasis web adalah solusi digital yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja melalui browser. Cocok untuk berbagai kebutuhan seperti bisnis, pendidikan, hingga hiburan. Anda bisa membuat aplikasi ini dengan menulis kode sendiri, atau menggunakan platform no-code/low-code. Dalam panduan ini sajikan cara membuat aplikasi berbasis web step-by-step dan tools yang dibutuhkan untuk mulai belajar.
Baca juga: Perhatikan Ini Ketika Membuat Aplikasi Android Tanpa Coding
Cara Membuat Aplikasi Berbasis Web

Secara umum, cara membuat aplikasi berbasis web memiliki beberapa tahapan, yaitu berikut ini.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan adalah jantung dari pengembangan aplikasi web yang sukses. Tanpa perencanaan yang matang, aplikasi Anda berisiko kehilangan arah dan gagal memenuhi tujuannya.
a. Tentukan Tujuan Aplikasi
Lebih dari sekadar ide, definisikan tujuan aplikasi Anda secara spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART). Misalnya, alih-alih “membuat toko online,” pertimbangkan “membuat toko online yang memungkinkan pengguna membeli produk kerajinan lokal dengan fitur pembayaran digital dan pengiriman ke seluruh Indonesia dalam waktu 3 bulan.” Kejelasan tujuan ini akan memandu seluruh proses pengembangan.
b. Kenali Target Pengguna
Jangan hanya berasumsi siapa pengguna Anda. Lakukan riset mendalam. Buat user persona, representasi fiktif dari pengguna ideal Anda. Pertimbangkan demografi (usia, lokasi), psikografi (minat, nilai), perilaku (kebiasaan online), dan kebutuhan spesifik mereka. Empati terhadap pengguna akan menghasilkan aplikasi yang relevan dan menarik.
c. Buat Daftar Fitur
Mulailah dengan fitur inti (Minimum Viable Product/MVP) yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai tujuan utama aplikasi Anda. Hindari feature creep di awal. Prioritaskan fitur berdasarkan nilai bagi pengguna dan kemudahan implementasi. Gunakan teknik seperti user story mapping untuk memvisualisasikan alur pengguna dan fitur yang terkait.
d. Pilih Teknologi
Pemilihan teknologi yang tepat sangat krusial untuk kinerja, skalabilitas, dan pemeliharaan aplikasi Anda. Pertimbangkan faktor-faktor berikut:
- Database: Sesuaikan dengan jenis data yang akan Anda kelola (relasional, non-relasional), volume data, dan kebutuhan transaksi. MySQL dan PostgreSQL cocok untuk data terstruktur, sementara MongoDB lebih fleksibel untuk data yang tidak terstruktur.
- Frontend: HTML, CSS, dan JavaScript adalah fondasi web. Framework seperti React, Angular, atau Vue.js menawarkan struktur dan komponen siap pakai untuk pengembangan UI yang kompleks dan interaktif. Pertimbangkan kurva belajar tim Anda dan kebutuhan performa aplikasi.
- Backend: Pilih bahasa pemrograman dan framework yang sesuai dengan keahlian tim, skalabilitas yang dibutuhkan, dan ketersediaan library serta komunitas yang aktif. Node.js (dengan Express) unggul dalam aplikasi real-time dan event-driven, PHP (dengan Laravel/CodeIgniter) memiliki ekosistem yang luas, dan Python (dengan Django/Flask) populer untuk pengembangan cepat dan data science.
- Framework: Framework menyediakan struktur, pola desain, dan alat bantu yang mempercepat pengembangan. Pilih framework yang sesuai dengan skala proyek dan preferensi tim.
2. Desain
Desain bukan hanya tentang tampilan visual, tetapi juga tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan aplikasi Anda.
a. Buat Wireframe
Wireframe adalah sketsa kasar tata letak halaman dan elemen-elemen penting. Fokus pada fungsionalitas dan alur pengguna tanpa mempedulikan detail visual. Ini membantu mengidentifikasi masalah usability sejak dini.
b. Gunakan Tools Prototyping
Figma, Adobe XD, Sketch, dan Miro memungkinkan Anda membuat prototipe interaktif. Ini membantu mensimulasikan pengalaman pengguna, menguji alur kerja, dan mendapatkan feedback sebelum masuk ke tahap pengembangan yang sebenarnya. Prototipe bisa berupa low-fidelity (sketsa sederhana) hingga high-fidelity (mirip dengan desain akhir).
c. Terapkan Prinsip Mobile-First Design
Dengan semakin banyaknya pengguna mengakses internet melalui perangkat seluler, desain mobile-first menjadi krusial. Mulailah desain dari tampilan yang paling kecil (mobile) dan kemudian perluas untuk tampilan yang lebih besar (tablet, desktop). Ini memastikan aplikasi Anda responsif dan memberikan pengalaman yang optimal di berbagai perangkat. Perhatikan juga accessibility (aksesibilitas) agar aplikasi dapat digunakan oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan.
3. Pengembangan
Tahap pengembangan adalah saat ide dan desain Anda diubah menjadi kode yang berfungsi.
a. Gunakan Text Editor/IDE
Visual Studio Code (VS Code) adalah pilihan populer karena ringan, kaya fitur, dan memiliki banyak ekstensi yang mendukung berbagai bahasa pemrograman. IDE (Integrated Development Environment) seperti IntelliJ IDEA atau WebStorm menawarkan fitur yang lebih canggih untuk proyek yang lebih besar.
b. Strukturkan Folder Proyek dengan Rapi
Organisasi kode yang baik sangat penting untuk pemeliharaan dan kolaborasi tim. Buat struktur folder yang logis berdasarkan fungsi (misalnya, controllers
, models
, views
, routes
, utils
). Ikuti konvensi penamaan yang konsisten.
c. Gunakan Git untuk Version Control
Git adalah sistem kontrol versi yang esensial untuk melacak perubahan kode, berkolaborasi dengan tim, dan kembali ke versi sebelumnya jika terjadi kesalahan. Platform seperti GitHub, GitLab, atau Bitbucket menyediakan remote repository dan fitur kolaborasi.
d. Pengembangan Backend dan API
Jika aplikasi Anda membutuhkan interaksi dengan server dan penyimpanan data, Anda perlu mengembangkan backend dan API (Application Programming Interface).
- Backend: Logika bisnis aplikasi, manajemen data, dan keamanan diimplementasikan di sini. Framework seperti Express.js (untuk Node.js), Django/Flask (untuk Python), atau Laravel (untuk PHP) mempermudah pengembangan backend.
- API: API memungkinkan frontend berkomunikasi dengan backend. RESTful API adalah arsitektur yang umum digunakan, memanfaatkan HTTP methods (GET, POST, PUT, DELETE) untuk operasi data. Express dan Django Rest Framework adalah pilihan populer untuk membangun RESTful API. Pertimbangkan juga penggunaan GraphQL sebagai alternatif API.
4. Pengujian
Pengujian adalah tahap kritis untuk memastikan aplikasi Anda berfungsi dengan baik, aman, dan memberikan pengalaman pengguna yang lancar.
a. Gunakan Chrome DevTools
Alat bawaan browser Chrome ini sangat berguna untuk debugging frontend (HTML, CSS, JavaScript), memeriksa network request, menganalisis performa, dan memanipulasi DOM (Document Object Model). Browser lain juga memiliki developer tools serupa.
b. Jalankan Unit Testing dan Functional Testing
- Unit Testing: Menguji unit kode terkecil (misalnya, fungsi atau metode) secara terisolasi untuk memastikan mereka bekerja sesuai harapan. Framework pengujian seperti Jest (untuk JavaScript), PyTest (untuk Python), atau PHPUnit (untuk PHP) membantu dalam penulisan dan menjalankan unit test.
- Functional Testing (Integration Testing): Menguji interaksi antar komponen atau modul yang berbeda untuk memastikan mereka bekerja bersama dengan benar. Framework seperti Selenium atau Cypress dapat digunakan untuk pengujian fungsional berbasis UI.
c. Lakukan Pengujian Performa
Pastikan aplikasi Anda dapat menangani beban pengguna yang diharapkan dan merespons dengan cepat. Tools seperti Lighthouse (terintegrasi di Chrome DevTools) dan GTmetrix menganalisis kecepatan pemuatan halaman, ukuran aset, dan metrik performa lainnya, memberikan saran untuk perbaikan.
d. Tes di Berbagai Perangkat dan Browser
Pengalaman pengguna bisa berbeda-beda tergantung pada perangkat (desktop, tablet, mobile) dan browser (Chrome, Firefox, Safari, Edge). Lakukan pengujian menyeluruh di berbagai kombinasi untuk memastikan tampilan dan fungsionalitas yang konsisten. Pertimbangkan juga pengujian pada berbagai sistem operasi.
5. Peluncuran
Tahap peluncuran adalah saat aplikasi Anda siap digunakan oleh publik.
a. Upload Aplikasi ke Server
Anda memiliki beberapa opsi untuk hosting aplikasi web Anda:
- Platform Gratis/PaaS (Platform-as-a-Service): Vercel, Netlify, dan Heroku sangat baik untuk deployment frontend statis atau aplikasi dengan backend sederhana. Mereka menawarkan kemudahan penggunaan dan integrasi dengan Git.
- VPS (Virtual Private Server): Provider seperti DigitalOcean, Linode, atau AWS EC2 memberikan kontrol lebih besar atas konfigurasi server. Ini cocok untuk aplikasi dengan kebutuhan sumber daya yang lebih kompleks.
- Cloud Providers (AWS, Google Cloud, Azure): Menawarkan berbagai layanan hosting yang sangat skalabel dan fleksibel, cocok untuk aplikasi dengan pertumbuhan yang cepat.
b. Pantau Kinerja Aplikasi
Setelah peluncuran, penting untuk terus memantau kinerja aplikasi Anda.
- Analisis Pengguna: Google Analytics melacak jumlah pengunjung, perilaku pengguna, halaman populer, dan sumber trafik. Ini membantu Anda memahami bagaimana pengguna berinteraksi dengan aplikasi Anda.
- Pemantauan Performa: Tools seperti New Relic, Datadog, atau Sentry memantau metrik server, waktu respons aplikasi, dan melacak error. Ini membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi masalah performa atau bug dengan cepat.
c. Rutin Update Aplikasi
Pengembangan aplikasi adalah proses berkelanjutan. Lakukan update secara rutin untuk memperbaiki bug, meningkatkan keamanan, menambahkan fitur baru berdasarkan feedback pengguna, dan memelihara kompatibilitas dengan teknologi terbaru.
Baca juga: Begini Cara Membuat Aplikasi Berbasis Web Sendiri
Tools yang Dibutuhkan

Ada beberapa alat yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi berbasis web, yaitu berikut ini.
1. Perangkat Keras
a. Laptop/PC dengan minimal RAM 8 GB dan SSD
- RAM (Random Access Memory): Memori ini krusial untuk menjalankan berbagai aplikasi pengembangan secara bersamaan, seperti teks editor, browser dengan banyak tab, server lokal, dan tools lainnya. RAM 8 GB adalah titik awal yang baik untuk pengalaman pengembangan yang lancar. Jika Anda berencana mengerjakan proyek yang lebih besar atau menggunakan banyak virtualisasi, mempertimbangkan RAM 16 GB atau lebih akan sangat membantu.
- SSD (Solid State Drive): Dibandingkan dengan HDD (Hard Disk Drive) tradisional, SSD menawarkan kecepatan baca dan tulis data yang jauh lebih tinggi. Ini secara signifikan mempercepat waktu booting sistem operasi, membuka aplikasi, dan mengakses file proyek. Penggunaan SSD akan membuat proses pengembangan terasa lebih responsif dan efisien.
b. Koneksi Internet Stabil
Koneksi internet yang andal sangat penting untuk berbagai keperluan selama pengembangan. Ini termasuk:
- Mengunduh dependencies dan libraries: Sebagian besar proyek web modern bergantung pada berbagai package dan library eksternal yang diunduh dari internet.
- Mengakses dokumentasi dan tutorial: Sumber daya online adalah bagian tak terpisahkan dari proses belajar dan memecahkan masalah.
- Berkolaborasi dengan tim (jika ada): Menggunakan platform seperti GitHub atau GitLab memerlukan koneksi internet yang stabil.
- Menguji aplikasi secara online: Terkadang, pengujian di lingkungan live atau mengakses API eksternal memerlukan koneksi internet.
- Melakukan deployment (penerbitan) aplikasi: Mengunggah aplikasi ke server hosting membutuhkan koneksi internet.
2. Perangkat Lunak
a. Teks Editor
- Teks editor adalah software utama tempat Anda menulis dan memodifikasi kode. Pilihan editor yang baik dapat meningkatkan produktivitas dengan fitur-fitur seperti:
- Syntax highlighting: Mewarnai kode berdasarkan sintaks bahasa pemrograman, membuatnya lebih mudah dibaca dan dipahami.
- Autocompletion: Menyarankan kode yang mungkin ingin Anda tulis, mempercepat pengetikan dan mengurangi kesalahan.
- Linting dan formatting: Menganalisis kode untuk potensi kesalahan atau masalah gaya, dan secara otomatis memformat kode agar lebih konsisten.
- Ekstensi dan plugin: Memungkinkan penambahan fitur-fitur tambahan sesuai kebutuhan pengembangan spesifik.
- VS Code (Visual Studio Code): Editor yang sangat populer dengan banyak fitur bawaan dan dukungan ekstensi yang luas. Gratis dan sangat serbaguna.
- Sublime Text: Editor berbayar dengan kinerja yang sangat baik dan antarmuka yang bersih. Memiliki banyak fitur dan plugin yang kuat.
- Atom: Editor gratis yang dapat disesuaikan, dikembangkan oleh GitHub. Meskipun popularitasnya menurun dibandingkan VS Code, masih banyak digunakan oleh sebagian pengembang.
b. Browser
- Browser adalah alat penting untuk melihat dan menguji aplikasi web yang sedang Anda kembangkan. Beberapa browser populer untuk pengembangan meliputi:
- Chrome: Memiliki Developer Tools yang sangat canggih untuk debugging HTML, CSS, dan JavaScript, serta menganalisis kinerja jaringan.
- Firefox: Alternatif yang bagus dengan Developer Tools yang kuat dan fokus pada privasi.
- Edge: Browser bawaan Windows yang juga memiliki Developer Tools yang baik dan terus berkembang.
- Penting untuk menguji aplikasi Anda di berbagai browser untuk memastikan kompatibilitas dan tampilan yang konsisten bagi semua pengguna.
c. DBMS (Database Management System)
- Sebagian besar aplikasi web modern memerlukan database untuk menyimpan dan mengelola data. DBMS adalah software yang memungkinkan Anda berinteraksi dengan database. Beberapa pilihan umum meliputi:
- MySQL: Sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang populer dan banyak digunakan, terutama dalam stack LAMP (Linux, Apache, MySQL, PHP).
- PostgreSQL: RDBMS lain yang kuat dan open-source, dikenal karena fitur-fitur canggih dan kepatuhan terhadap standar SQL.
- MongoDB: Sistem database NoSQL yang berorientasi dokumen, cocok untuk aplikasi dengan struktur data yang fleksibel.
- Pilihan DBMS akan bergantung pada kebutuhan spesifik proyek Anda, seperti jenis data yang akan disimpan, skala aplikasi, dan preferensi tim.
d. Versi Kontrol (Git, GitHub/GitLab)
- Git: Sistem kontrol versi terdistribusi yang memungkinkan Anda melacak perubahan pada kode Anda dari waktu ke waktu. Ini sangat penting untuk:
- Kolaborasi: Memungkinkan banyak pengembang bekerja pada proyek yang sama tanpa konflik.
- Manajemen perubahan: Memungkinkan Anda kembali ke versi kode sebelumnya jika terjadi kesalahan.
- Melacak riwayat proyek: Memberikan catatan lengkap tentang semua perubahan yang telah dilakukan.
- GitHub dan GitLab: Platform hosting repository Git berbasis web. Mereka menyediakan antarmuka grafis untuk berinteraksi dengan repository Git, serta fitur-fitur kolaborasi seperti pull requests, issues, dan code review. GitHub adalah platform yang sangat populer di kalangan komunitas open-source, sementara GitLab juga menawarkan solusi self-hosted.
3. Bahasa Pemrograman dan Teknologi Pendukung
a. Frontend (HTML, CSS, JavaScript)
- HTML (HyperText Markup Language): Bahasa markup standar untuk membuat struktur dan konten halaman web.
- CSS (Cascading Style Sheets): Bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan (desain, warna, layout) halaman web.
- JavaScript: Bahasa pemrograman yang memungkinkan interaksi dinamis dan fungsionalitas kompleks di sisi client (browser pengguna).
b. Backend (PHP, Python, Ruby, Node.js)
Bahasa pemrograman backend berjalan di server dan bertanggung jawab untuk menangani logika aplikasi, berinteraksi dengan database, dan mengirimkan respons ke frontend. Beberapa pilihan populer meliputi:
- PHP: Bahasa scripting yang banyak digunakan untuk pengembangan web, terutama dengan framework seperti Laravel dan CodeIgniter.
- Python: Bahasa pemrograman serbaguna dengan banyak library dan framework yang kuat untuk pengembangan web, seperti Django dan Flask.
- Ruby: Bahasa yang elegan dan berorientasi objek, populer dengan framework Ruby on Rails.
- Node.js: Lingkungan runtime JavaScript yang memungkinkan JavaScript digunakan di sisi server. Sangat cocok untuk aplikasi real-time dan event-driven.
c. Framework (React, Vue, Django, Laravel)
Framework adalah kerangka kerja yang menyediakan struktur dasar dan komponen siap pakai untuk membangun aplikasi web. Penggunaan framework dapat mempercepat proses pengembangan, meningkatkan kualitas kode, dan mempermudah pemeliharaan.
- React dan Vue: Library JavaScript populer untuk membangun antarmuka pengguna (user interface) yang interaktif dan dinamis di sisi frontend.
- Django: Framework Python high-level yang menyediakan banyak fitur bawaan untuk pengembangan aplikasi web yang kompleks.
- Laravel: Framework PHP yang elegan dan populer, dikenal dengan sintaks yang bersih dan fitur-fitur yang memudahkan pengembangan.
d. Server Lokal (XAMPP, WAMP, atau Live Server untuk VS Code)
- Server Lokal: Lingkungan server yang berjalan di komputer lokal Anda, memungkinkan Anda menguji aplikasi web secara lokal sebelum di-deploy ke server hosting publik.
- XAMPP: Paket perangkat lunak gratis yang berisi Apache (server web), MySQL (database), dan PHP. Tersedia untuk Windows, macOS, dan Linux.
- WAMP: Mirip dengan XAMPP, tetapi khusus untuk sistem operasi Windows.
- Live Server (ekstensi VS Code): Server pengembangan ringan yang secara otomatis memuat ulang browser saat Anda menyimpan perubahan pada kode frontend. Lebih fokus pada pengembangan frontend statis atau dengan backend terpisah.
Baca juga: 7 Kesalahan Umum dalam Membuat Aplikasi Berbasis Web
Tips dan Trik Membuat Aplikasi Berbasis Web

Berikut adalah beberapa tips dan trik yang dapat membantu Anda dalam membuat aplikasi berbasis web.
1. Mulai dari Prototipe Sederhana
- Fokus pada Inti: Alih-alih langsung mengembangkan semua fitur sekaligus, mulailah dengan mengidentifikasi fitur inti atau masalah utama yang ingin Anda selesaikan. Bangun prototipe sederhana atau Minimum Viable Product (MVP) yang hanya memiliki fungsionalitas esensial.
- Validasi Awal: MVP memungkinkan Anda untuk menguji ide Anda dengan pengguna nyata lebih awal. Dapatkan feedback berharga tentang kegunaan, fitur yang paling dibutuhkan, dan potensi masalah sebelum Anda menginvestasikan lebih banyak waktu dan sumber daya.
- Iterasi Cepat: Berdasarkan feedback dari pengguna, Anda dapat melakukan iterasi dan penyempurnaan pada aplikasi Anda secara bertahap. Pendekatan ini lebih fleksibel dan memungkinkan Anda untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar.
- Hindari Feature Creep: Terlalu banyak fitur di awal pengembangan dapat membuat proyek menjadi rumit, mahal, dan lambat. Fokus pada kualitas fitur inti terlebih dahulu.
2. Jangan Takut Coba-coba
- Lingkungan Pengembangan yang Aman: Siapkan lingkungan pengembangan yang terisolasi sehingga Anda bebas bereksperimen tanpa merusak proyek utama. Gunakan virtual environment atau containerization seperti Docker.
- Uji Berbagai Teknologi: Jangan terpaku pada satu teknologi. Cobalah berbagai framework, library, atau tools untuk memahami kelebihan dan kekurangannya. Eksperimen ini akan memperluas wawasan Anda dan membantu Anda memilih solusi terbaik untuk kebutuhan proyek Anda.
- Pelajari dari Kesalahan: Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Jangan takut untuk mencoba pendekatan yang berbeda, bahkan jika itu berarti membuat kesalahan. Analisis kesalahan tersebut dan jadikan pelajaran untuk pengembangan selanjutnya.
- Manfaatkan Code Playground: Situs seperti CodePen, JSFiddle, atau Glitch memungkinkan Anda untuk menulis dan menguji snippet kode dengan cepat. Ini adalah cara yang bagus untuk bereksperimen dengan ide-ide kecil sebelum mengimplementasikannya dalam proyek besar.
3. Gunakan Dokumentasi Resmi
- Panduan Komprehensif: Dokumentasi resmi dari framework, library, atau tools yang Anda gunakan adalah sumber informasi paling akurat dan komprehensif. Biasanya mencakup penjelasan konsep dasar, panduan instalasi, referensi API, contoh penggunaan, dan best practices.
- Informasi Terkini: Dokumentasi resmi selalu diperbarui dengan fitur-fitur terbaru, perubahan API, dan perbaikan bug. Mengandalkan dokumentasi memastikan Anda memiliki informasi yang paling relevan.
- Pemahaman Mendalam: Membaca dokumentasi membantu Anda memahami secara mendalam cara kerja suatu teknologi, bukan hanya sekadar mengikuti tutorial. Ini memungkinkan Anda untuk menggunakan teknologi tersebut secara lebih efektif dan mengatasi masalah yang mungkin timbul.
- Cari Contoh Kode: Dokumentasi seringkali menyertakan contoh kode yang dapat Anda adaptasi untuk proyek Anda. Ini mempercepat proses pengembangan dan membantu Anda memahami implementasi praktis dari konsep-konsep yang dijelaskan.
4. Bergabung dengan Komunitas Developer
- GitHub: Platform kolaborasi kode terbesar di dunia. Anda dapat menemukan proyek open source, berkontribusi pada proyek lain, berbagi kode Anda, dan berinteraksi dengan developer lain melalui issue tracker dan pull request.
- Stack Overflow: Situs tanya jawab untuk para programmer. Jika Anda menghadapi masalah teknis, kemungkinan besar solusinya sudah pernah dibahas di sini. Anda juga dapat mengajukan pertanyaan dan mendapatkan bantuan dari komunitas.
- Forum Lokal (Dicoding, Web Programming UNPAS, dll.): Komunitas lokal seringkali memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konteks dan tantangan pengembangan di Indonesia. Bergabung dengan forum ini memungkinkan Anda untuk berdiskusi dalam bahasa Indonesia, berbagi pengalaman, dan mendapatkan dukungan dari developer lokal.
- Manfaat Komunitas:
- Belajar dari Pengalaman Orang Lain: Anda dapat belajar dari tantangan dan solusi yang dihadapi oleh developer lain.
- Mendapatkan Bantuan: Ketika Anda stuck dengan masalah, komunitas adalah tempat yang tepat untuk mencari bantuan.
- Memperluas Jaringan: Berinteraksi dengan developer lain dapat membuka peluang kolaborasi dan karir.
- Tetap Terkini: Komunitas seringkali menjadi tempat pertama di mana berita dan tren teknologi terbaru dibahas.
Baca juga: Tips dan Trik Membuat Aplikasi Berbasis Web yang Efisien
Membuat aplikasi berbasis web kini semakin mudah dan menyenangkan. Jika Anda membutuhkan bantuan profesional, tim Onero Solutions siap mendampingi dari tahap perencanaan hingga peluncuran. Konsultasikan kebutuhan Anda melalui WhatsApp atau isi form di bawah ini.