Placeholder canvas

Content Pillar: Pengertian, Manfaat, dan Cara Pembuatannya

Di era digital ini kebutuhan untuk menciptakan konten yang insightful sekaligus menarik telah menjadi semakin penting. Salah satu pendekatan yang umum digunakan adalah penggunaan “content pillar”. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan konsep dasar dari content pillar, berbagai jenisnya, manfaat yang dapat diperoleh dari pendekatan ini, serta panduan langkah demi langkah tentang bagaimana membuat content pillar yang efektif.

Apa Itu Content Pillar?

Content pillar adalah strategi konten yang berpusat pada topik inti atau tema utama. Hal ini melibatkan pembuatan konten berkualitas tinggi dan mendalam terkait topik tersebut, yang kemudian membentuk landasan bagi konten lain yang lebih spesifik. Content pillar ini berfungsi sebagai pijakan utama bagi seluruh strategi konten, membantu mengarahkan pengembangan konten yang lebih mendalam dan bervariasi.

Jenis-Jenis Content Pillar

1. Promotional

Salah satu jenis content pillar adalah yang bersifat promotional. Dalam hal ini, konten yang dibuat difokuskan pada mempromosikan produk, layanan, atau brand secara langsung. Tujuannya adalah untuk menarik minat audiens terhadap penawaran yang dimiliki dan mendorong tindakan tertentu, seperti pembelian atau pendaftaran.

2. Entertainment

Content pillar berikutnya adalah yang bertemakan entertainment atau hiburan. Konten jenis ini dirancang untuk menghibur audiens, seringkali melalui cerita, humor, atau konten visual dan video yang menarik. Meskipun tujuannya adalah menghibur, konten hiburan ini tetap dapat terkait dengan nilai atau pesan yang ingin disampaikan oleh brand.

3. Educational

Content pillar yang berfokus pada edukasi atau pendidikan, bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan bernilai bagi audiens. Konten jenis ini dapat berupa tutorial, panduan, artikel berbasis penelitian, atau infografis yang memberikan wawasan mendalam tentang topik tertentu.

4. Conversational

Conversational content pillar melibatkan audiens dalam percakapan aktif. Ini mungkin melibatkan pertanyaan, jajak pendapat, atau interaksi langsung dengan audiens melalui komentar atau platform media sosial lainnya. Tujuan utamanya adalah membangun hubungan yang lebih dekat antara brand dan audiens.

5. Agile

Pilar konten agile berfokus pada topik-topik yang sedang tren atau peristiwa terbaru. Ini memungkinkan brand untuk tetap relevan dan terkini dalam konten mereka, dengan cepat menanggapi perubahan tren atau peristiwa penting yang sedang terjadi. Meskipun era digital ini menuntut brand untuk cepat respon dengan tren yang ada, penting juga untuk memastikan hanya mengikuti tren yang memang relevan dengan produk atau layanan Anda.

Manfaat Content Pillar

Menerapkan strategi content pillar dapat memberikan sejumlah manfaat yang signifikan:

  1. Kohesivitas Konten: Dengan memiliki topik yang konsisten, konten menjadi lebih terorganisir, saling terkait, dan saling melengkapi.
  2. SEO yang Lebih Baik: Content pillar memungkinkan fokus pada kata kunci tertentu, meningkatkan kualitas SEO dan rangking di mesin pencari.
  3. Otoritas dalam Industri: Dengan menyajikan konten mendalam dan berkualitas, brand dapat memperkuat otoritas mereka dalam industri yang bersangkutan.
  4. Engagement yang Lebih Tinggi: Konten yang relevan dan bermanfaat cenderung menarik lebih banyak perhatian dan interaksi dari audiens.
  5. Efisiensi Produksi: Dengan memiliki landasan konten utama, mengembangkan konten tambahan menjadi lebih mudah dan cepat.
Menghasilkan konten berkualitas dengan content pillar

Cara Membuat Content Pillar

Membuat content pillar yang efektif memerlukan perencanaan yang cermat, dan salah satu langkah pertama yang krusial adalah mengidentifikasi target audiens dengan baik. Berikut adalah panduan lengkap langkah demi langkah beserta tips untuk membuat content pillar yang kuat dan berpengaruh.

1. Kenali Target Audiens dengan Mendalam

Sebelum Anda memulai proses pembuatan content pillar, luangkan waktu untuk benar-benar mengenal target audiens Anda. Pahami karakteristik demografis seperti usia, jenis kelamin, lokasi geografis, pendidikan, pekerjaan, interest, hingga situasi kehidupan. Selain itu, cari tahu minat, masalah, dan tantangan yang relevan dengan audiens Anda.

Tips: Gunakan survei, analisis data, atau wawancara langsung dengan audiens untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.

Baca juga: Pentingnya Audience Research dalam Pembentukan Content Pillar

2. Tentukan Topik Utama yang Relevan dan Menarik

Dengan pemahaman yang mendalam tentang audiens Anda, pilih topik utama yang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka. Pertimbangkan bagaimana topik ini akan memberikan nilai tambah kepada audiens.

Tips: Jika Anda mengenal masalah khusus yang dihadapi oleh audiens Anda, pertimbangkan untuk memilih topik yang menawarkan solusi.

3. Identifikasi Subtopik yang Mendalam

Setelah topik utama ditentukan, identifikasi subtopik yang lebih spesifik dan terkait dengan topik utama tersebut. Pastikan bahwa subtopik ini sesuai dengan minat dan kebutuhan audiens.

Tips: Gunakan informasi yang telah Anda peroleh tentang target audiens untuk menentukan subtopik yang paling relevan bagi mereka.

4. Riset Kata Kunci untuk Setiap Subtopik

Lakukan riset kata kunci untuk setiap subtopik dengan mempertimbangkan apa yang paling mungkin dicari oleh audiens Anda. Ini membantu dalam menentukan bagaimana audiens mencari informasi terkait topik Anda.

Tips: Pertimbangkan penggunaan kata kunci long-tail yang lebih spesifik untuk menargetkan audiens dengan lebih akurat.

5. Buat Konten Mendalam untuk Setiap Subtopik

Mulailah membuat konten yang mendalam dan informatif untuk setiap subtopik. Pastikan konten ini relevan dengan minat dan masalah yang dihadapi oleh audiens Anda.

Tips: Gunakan gaya bahasa dan tone yang sesuai dengan karakter audiens Anda.

6. Hubungkan Konten Antar Subtopik

Saat Anda mengembangkan konten untuk masing-masing subtopik, sisipkan tautan yang menghubungkan konten-konten tersebut. Ini membentuk jaringan konten yang kokoh dan memungkinkan audiens mencari tahu lebih dalam.

Tips: Pastikan tautan tersebut organik dan relevan, memberikan nilai tambah bagi audiens.

7. Promosikan dan Bagikan Konten dengan Audiens yang Tepat

Ketika pilar konten telah dibuat, promosikan dan bagikan konten ini melalui channel yang paling cocok dengan audiens Anda. Pastikan audiens yang tepat melihat konten Anda.

Tips: Sesuaikan pesan promosi dengan karakter dan minat audiens Anda.

8. Pantau Kinerja, Evaluasi, dan Lakukan Perbaikan

Pantau kinerja setiap konten dan reaksi audiens. Tinjau bagaimana audiens merespons konten Anda dan berdasarkan feedback tersebut, lakukan perbaikan jika diperlukan.

Tips: Lakukan survei atau tanya pendapat terkait konten Anda untuk mendapatkan insight yang lebih dalam.

9. Kembangkan dan Perluas Content Pillar Berdasarkan Audiens

Selanjutnya, perluas pilar konten Anda berdasarkan tanggapan dan interaksi audiens. Tambahkan subtopik baru yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

Tips: Teruslah memahami perubahan dalam minat audiens dan sesuaikan content pillar Anda dengan kebutuhan.

Kini sudah jelas bahwa content pillar adalah strategi yang kuat untuk mengatur dan mengarahkan proses pembuatan konten dengan lebih terstruktur dan terfokus. Dengan membangun konten berkualitas tinggi di sekitar topik utama, brand dapat menghasilkan konten yang lebih terkait, mendalam, dan bervariasi. Dengan mengikuti panduan untuk membuat content pillar, brand dapat mengambil langkah penting menuju strategi konten yang lebih efektif dan terukur.

Dapatkan bacaan menarik lainnya di halaman Insight website Onero Solutions, beragam topik menarik seputar dunia digital seperti Web Development, Tech & Plaftorm, dan Digital Marketing kami sajikan dengan tema yang bervariasi. Jangan lupa lihat juga bagaimana kami membantu klien untuk hadir penuh secara online melalui halaman Case Study.

Don't forget to share this post!

Related Insights