Placeholder canvas

12 Framework dalam Analisis Kompetitor

Di dunia bisnis yang kompetitif saat ini, penting bagi setiap perusahaan untuk memahami pesaing mereka. Analisis kompetitor adalah proses yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memahami pesaing. Tujuannya adalah untuk mendapatkan wawasan tentang kekuatan dan kelemahan mereka, serta strategi mereka.

Analisis kompetitor dapat memberikan berbagai manfaat bagi bisnis, termasuk:

  • Membantu perusahaan untuk memahami pasar dan persaingannya
  • Membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif
  • Membantu perusahaan untuk menghindari kesalahan yang dilakukan oleh pesaingnya
  • Membantu perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada

Pengertian Analisis Kompetitor

Analisis kompetitor adalah proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang pesaing. Informasi ini dapat mencakup berbagai hal, seperti produk atau layanan yang ditawarkan, target pasar, strategi pemasaran, hingga keunggulan dan kelemahan pesaing.

Analisis kompetitor dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari penelitian sederhana hingga penelitian yang lebih kompleks. Metode yang paling tepat untuk digunakan tergantung pada kebutuhan dan sumber daya perusahaan.

Baca juga: Apa Itu Analisis Kompetitor? Ketahui Tujuan dan Tahapan Melakukannya

Framework dalam Analisis Kompetitor

Framework dalam analisis kompetitor adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menganalisis pesaing bisnis. Framework ini dapat membantu bisnis untuk memahami kekuatan dan kelemahan pesaing, serta peluang dan ancaman yang mereka hadapi.

Ada banyak jenis framework analisis kompetitor yang berbeda. Beberapa framework yang umum digunakan antara lain:

1. Porter’s Five Forces

Framework Porter’s Five Forces adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menganalisis persaingan di suatu industri. Framework ini dikembangkan oleh Michael Porter dari Harvard Business School pada tahun 1979. Porter’s Five Forces terdiri dari lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan di suatu industri, yaitu:

  1. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Kekuatan tawar-menawar pembeli adalah kemampuan pembeli untuk mempengaruhi harga, kualitas, atau persyaratan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tawar-menawar pembeli antara lain:

  • Jumlah pembeli yang ada
  • Tingkat diferensiasi produk
  • Biaya beralih ke produk atau layanan lain
  • Tingkat informasi pembeli
  1. Kekuatan tawar-menawar pemasok

Kekuatan tawar-menawar pemasok adalah kemampuan pemasok untuk mempengaruhi harga, kualitas, atau persyaratan bahan baku, komponen, atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tawar-menawar pemasok antara lain:

  • Jumlah pemasok yang ada
  • Tingkat diferensiasi produk
  • Biaya beralih ke pemasok lain
  • Tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pemasok
  1. Ancaman pendatang baru

Ancaman pendatang baru adalah potensi masuknya perusahaan baru ke dalam industri. Faktor-faktor yang mempengaruhi ancaman pendatang baru antara lain:

  • Biaya masuk industri
  • Skala ekonomi
  • Diferensiasi produk
  • Kebijakan pemerintah
  1. Ancaman produk pengganti

Ancaman produk pengganti adalah potensi masuknya produk atau layanan lain yang dapat memenuhi kebutuhan yang sama dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ancaman produk pengganti antara lain:

  • Harga produk pengganti
  • Kualitas produk pengganti
  • Kompatibilitas produk pengganti
  • Diferensiasi produk pengganti
  1. Persaingan antarpemain yang ada

Persaingan antarpemain yang ada adalah persaingan antara perusahaan-perusahaan yang sudah ada di dalam industri. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan antarpemain yang ada antara lain:

  • Jumlah pemain yang ada
  • Tingkat diferensiasi produk
  • Biaya beralih ke pemain lain
  • Dampak dari persaingan harga

Framework Porter’s Five Forces dapat digunakan kapan saja, tetapi umumnya digunakan untuk memahami industri yang baru dimasuki, mengidentifikasi peluang dan ancaman di industri, dan menyusun strategi kompetitif. Cara penggunaan framework Porter’s Five Forces adalah sebagai berikut:

  1. Identifikasi lima kekuatan yang ada di industri yang dianalisis.
  2. Analisis kekuatan masing-masing kekuatan.
  3. Estimasikan kekuatan relatif dari masing-masing kekuatan.
  4. Buat kesimpulan tentang tingkat persaingan di industri tersebut.

2. Strategic Group Analysis

Framework Analisis Grup Strategis adalah alat perencanaan strategis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi posisi kompetitif perusahaan dalam industrinya. Framework ini didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan dalam industri yang sama dapat dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok berdasarkan karakteristik strategis mereka. Karakteristik strategis yang paling umum digunakan untuk membentuk kelompok-kelompok ini adalah:

  • Strategi produk atau layanan: Perusahaan dalam kelompok yang sama menawarkan produk atau layanan yang serupa.
  • Strategi penetapan harga: Perusahaan dalam kelompok yang sama menggunakan strategi penetapan harga yang serupa.
  • Strategi distribusi: Perusahaan dalam kelompok yang sama menggunakan strategi distribusi yang serupa.
  • Strategi promosi: Perusahaan dalam kelompok yang sama menggunakan strategi promosi yang serupa.
  • Strategi target pasar: Perusahaan dalam kelompok yang sama menargetkan segmen pasar yang serupa.
Strategic Group Analysis
Contoh Strategic Group Analysis (Sumber: Digital Media Intelligence)

Untuk menggunakan framework Strategic Group Analysis, perusahaan perlu mengidentifikasi karakteristik strategis yang relevan untuk industrinya. Setelah itu, perusahaan dapat mengumpulkan data tentang karakteristik strategis ini dari pesaingnya. Data ini dapat dikumpulkan melalui berbagai sumber, seperti laporan tahunan, situs web perusahaan, dan berita industri.

Setelah data dikumpulkan, perusahaan dapat menggunakan data tersebut untuk mengelompokkan pesaingnya menjadi kelompok-kelompok berdasarkan karakteristik strategisnya. Perusahaan dapat menggunakan berbagai metode untuk melakukan pengelompokan ini, seperti analisis cluster atau analisis faktor. Setelah perusahaan telah dikelompokkan, analis dapat mengevaluasi posisi kompetitif setiap kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan karakteristik strategis masing-masing kelompok.

Strategic Group Analysis dapat digunakan dalam berbagai situasi, termasuk:

  • Saat perusahaan ingin mengidentifikasi pesaing utama mereka.
  • Saat perusahaan ingin memahami strategi pesaing mereka.
  • Saat perusahaan ingin mengembangkan strategi yang kompetitif.

Strategic Group Analysis adalah alat yang berguna untuk perusahaan yang ingin memahami posisi kompetitif mereka. Ini dapat memberikan wawasan berharga yang dapat digunakan untuk mengembangkan strategi yang kompetitif. Contohnya, sebuah perusahaan penerbangan ingin mengidentifikasi pesaing utama mereka. Perusahaan tersebut dapat menggunakan Strategic Group Analysis untuk mengelompokkan pesaingnya berdasarkan faktor-faktor seperti ukuran pesawat, rute penerbangan, dan harga tiket.

3. SWOT Analysis

Analisis SWOT adalah salah satu framework analisis kompetitor yang paling umum digunakan. Analisis ini menggunakan empat faktor utama untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh suatu bisnis, termasuk bisnis pesaing. Analisis SWOT dapat membantu bisnis untuk memahami kondisi pasar dan pesaingnya. Dengan memahami kondisi tersebut, bisnis dapat membuat strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuannya.

Faktor-faktor dalam analisis SWOT:

  • Kekuatan (strengths) adalah faktor-faktor internal yang menguntungkan suatu bisnis, seperti produk atau layanan yang berkualitas, reputasi yang baik, atau lokasi yang strategis.
  • Kelemahan (weaknesses) adalah faktor-faktor internal yang merugikan suatu bisnis, seperti produk atau layanan yang kurang inovatif, reputasi yang buruk, atau lokasi yang kurang strategis.
  • Peluang (opportunities) adalah faktor-faktor eksternal yang menguntungkan suatu bisnis, seperti tren pasar yang positif, perubahan regulasi yang menguntungkan, atau masuknya pasar baru.
  • Ancaman (threats) adalah faktor-faktor eksternal yang merugikan suatu bisnis, seperti tren pasar yang negatif, perubahan regulasi yang merugikan, atau munculnya pesaing baru.
Contoh Analisis SWOT
Contoh Analisis SWOT (Sumber: Hubspot)

Analisis SWOT dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi faktor-faktor SWOT

Langkah pertama adalah mengidentifikasi faktor-faktor SWOT yang dimiliki oleh bisnis pesaing. Faktor-faktor ini dapat diidentifikasi dengan melakukan penelitian, seperti mengumpulkan informasi dari situs web, media sosial, atau laporan keuangan pesaing.

  1. Analisis faktor-faktor SWOT

Setelah faktor-faktor SWOT teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menganalisis faktor-faktor tersebut. Analisis ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap bisnis pesaing.

  1. Membuat rekomendasi

Langkah terakhir adalah membuat rekomendasi berdasarkan hasil analisis SWOT. Rekomendasi ini dapat berupa strategi bisnis yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang dihadapi.

Analisis SWOT dapat digunakan dalam berbagai situasi, seperti:

  • Saat memasuki pasar baru
  • Saat mengembangkan produk atau layanan baru
  • Saat menghadapi persaingan yang ketat
  • Saat ingin meningkatkan kinerja bisnis

4. Growth-Share Matrix

Pertumbuhan-Bagi Hasil Matriks (Growth-Share Matrix) adalah sebuah framework analisis kompetitor yang dikembangkan oleh Boston Consulting Group (BCG) pada tahun 1970-an. Matriks ini membagi pasar menjadi empat kategori berdasarkan tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif perusahaan. Tingkat pertumbuhan pasar adalah tingkat perubahan permintaan pasar dari waktu ke waktu. Pangsa pasar relatif adalah persentase pangsa pasar perusahaan dibandingkan dengan pesaing terbesarnya.

Berdasarkan kedua dimensi tersebut, Growth-Share Matrix membagi pasar menjadi empat kategori, yaitu:

  • Bintang (Stars): Memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang tinggi dan pangsa pasar relatif yang tinggi. Kategori ini biasanya merupakan produk atau layanan yang baru dan inovatif.
  • Kuda Troya (Cash Cows): Memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang rendah dan pangsa pasar relatif yang tinggi. Kategori ini biasanya merupakan produk atau layanan yang sudah mapan dan menghasilkan arus kas yang stabil.
  • Anjing (Dogs): Memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang rendah dan pangsa pasar relatif yang rendah. Kategori ini biasanya merupakan produk atau layanan yang sudah usang atau tidak menguntungkan.
  • Tantangan (Question Marks): Memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang tinggi dan pangsa pasar relatif yang rendah. Kategori ini biasanya merupakan produk atau layanan yang baru dan menjanjikan, tetapi belum memiliki pangsa pasar yang signifikan.
Growth-Share Matrix (Sumber: Management Consulted)
Growth-Share Matrix (Sumber: Management Consulted)

Cara penggunaan framework ini adalah sebagai berikut:

  1. Tentukan tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif untuk setiap produk atau layanan yang dimiliki perusahaan.
  2. Tempatkan produk atau layanan tersebut pada Growth-Share Matrix.
  3. Analisis posisi setiap produk atau layanan untuk menentukan strategi yang tepat.

Growth-Share Matrix dapat digunakan untuk perusahaan dari berbagai industri, baik perusahaan besar maupun kecil. Matriks ini juga dapat digunakan untuk produk atau layanan yang berbeda, baik produk fisik maupun layanan digital dan bisa digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain:

  • Menilai kinerja produk atau layanan
  • Menetapkan strategi bisnis
  • Mengalokasikan sumber daya

Contohnya yaitu perusahaan teknologi dapat menggunakan framework Growth-Share Matrix untuk menilai kinerja produk atau layanannya. Misalnya, produk atau layanan yang baru diluncurkan akan ditempatkan di kategori Tantangan. Jika produk atau layanan tersebut berhasil, maka akan naik ke kategori Bintang.

5. Business Model Canvas

Framework analisis kompetitor Business Model Canvas adalah sebuah alat yang digunakan untuk menganalisis dan membandingkan model bisnis dari berbagai pesaing. Framework ini menggunakan sembilan elemen model bisnis Canvas untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana pesaing beroperasi.

Business Model Canvas (Sumber: Edu Learning Academy)
Business Model Canvas (Sumber: Edu Learning Academy)

Sembilan elemen model bisnis Canvas tersebut adalah:

  • Segmen Pelanggan (Customer Segments): Elemen ini untuk mengetahui siapa yang menjadi target pasar bisnis Anda. Anda perlu memahami kebutuhan dan keinginan dari masing-masing segmen pelanggan agar Anda dapat mengembangkan proposisi nilai yang tepat.
  • Proposisi Nilai (Value Propositions): Apa yang Anda tawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Proposisi nilai harus unik dan menarik agar dapat bersaing di pasar.
  • Saluran (Channels): Cara Anda menjangkau pelanggan. Saluran yang Anda gunakan harus disesuaikan dengan segmen pelanggan dan proposisi nilai Anda.
  • Hubungan dengan Pelanggan (Customer Relationships): Cara Anda membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan Anda. Hubungan dengan pelanggan dapat bersifat transaksional, loyalitas, atau kemitraan.
  • Sumber Pendapatan (Revenue Streams): Cara Anda menghasilkan uang dari bisnis Anda. Sumber pendapatan dapat berupa penjualan produk atau layanan, langganan, iklan, atau model pendapatan lainnya.
  • Sumber Daya Kunci (Key Resources): Aset yang Anda butuhkan untuk menjalankan bisnis Anda. Sumber daya kunci dapat berupa fisik, intelektual, atau manusia.
  • Aktivitas Kunci (Key Activities): Kegiatan yang harus Anda lakukan untuk menjalankan bisnis Anda. Aktivitas kunci dapat berupa produksi, pemasaran, penjualan, atau layanan pelanggan.
  • Kemitraan Kunci (Key Partnerships): Hubungan kerja sama yang Anda lakukan dengan pihak lain untuk menjalankan bisnis Anda. Mitra kunci dapat membantu Anda untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, atau memperluas pasar.

Ke sembilan elemen ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Misalnya, value propotitions yang Anda tawarkan kepada pelanggan harus disesuaikan dengan segmen pelanggan yang Anda targetkan. Channel yang Anda gunakan untuk menjangkau pelanggan juga harus disesuaikan dengan value propotitions dan segmen pelanggan Anda.

Cara penggunaan framework analisis kompetitor Business Model Canvas adalah sebagai berikut:

  1. Pilih pesaing yang akan dianalisis. Pilih pesaing yang relevan dengan bisnis Anda, baik dari segi produk atau layanan, target pasar, atau wilayah operasi.
  2. Kumpulkan informasi tentang pesaing. Informasi yang dapat dikumpulkan meliputi:
    1. Produk atau layanan yang ditawarkan
    2. Target pasar
    3. Kanal distribusi
    4. Hubungan dengan pelanggan
    5. Proposisi nilai
    6. Struktur biaya
  3. Isi atau tulis elemen-elemen model bisnis Canvas untuk masing-masing pesaing.
  4. Bandingkan elemen-elemen model bisnis Canvas dari masing-masing pesaing.

Framework analisis kompetitor Business Model Canvas dapat digunakan kapan saja, tetapi paling sering digunakan pada saat:

  • Melakukan perencanaan bisnis baru. Framework ini dapat membantu Anda untuk memahami pesaing dan bagaimana mereka beroperasi, sehingga Anda dapat membuat model bisnis yang lebih kompetitif.
  • Melakukan evaluasi bisnis. Framework ini dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan model bisnis Anda.
  • Melakukan pengembangan produk atau layanan baru. Framework ini dapat membantu Anda untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan, sehingga Anda dapat mengembangkan produk atau layanan yang lebih relevan.

6. Perceptual Mapping

Perceptual mapping adalah sebuah framework analisis kompetitor yang digunakan untuk menggambarkan persepsi konsumen terhadap merek-merek pesaing dalam suatu dimensi tertentu. Dimensi tersebut dapat berupa harga, kualitas, fitur, atau aspek lain yang relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan.

Cara penggunaan perceptual mapping adalah sebagai berikut:

  1. Pilih dimensi yang akan digunakan. Dimensi yang dipilih haruslah relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
  2. Tentukan titik-titik pada dimensi yang dipilih. Titik-titik tersebut mewakili persepsi konsumen terhadap merek-merek pesaing.
  3. Hubungkan titik-titik tersebut dengan garis. Garis tersebut akan membentuk peta persepsi.

Contohnya, perusahaan otomotif dapat menggunakan perceptual mapping untuk memahami persepsi konsumen terhadap merek-merek mobil pesaing berdasarkan faktor-faktor seperti harga, fitur, dan performa.

Contoh Penggunaan Perceptual Mapping (Sumber: Lucidity)
Contoh Penggunaan Perceptual Mapping (Sumber: Lucidity)

7. PESTEL Analysis

Framework analisis kompetitor PESTEL Analysis adalah sebuah alat analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bisnis suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut meliputi:

  • Politik: kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi bisnis, seperti regulasi, pajak, dan tarif
  • Ekonomi: kondisi ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga
  • Sosial: tren sosial dan budaya yang dapat mempengaruhi bisnis, seperti perubahan demografi, gaya hidup, dan nilai-nilai
  • Teknologi: perkembangan teknologi yang dapat mengubah cara bisnis beroperasi
  • Environmental: kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi bisnis, seperti perubahan iklim dan ketersediaan sumber daya alam
  • Legal: meliputi undang-undang, peraturan, dan regulasi yang dapat mempengaruhi bisnis.
PASTEL Analysis (Sumber: Lumovest)
PASTEL Analysis (Sumber: Lumovest)

Cara penggunaan framework analisis kompetitor PESTEL Analysis adalah sebagai berikut:

  1. Identifikasikan faktor-faktor PESTEL yang relevan. Pertama, identifikasi faktor-faktor PESTEL yang relevan dengan bisnis Anda. Faktor-faktor tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada industri dan lokasi bisnis Anda.
  2. Kumpulkan data dan informasi. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor PESTEL yang relevan, kumpulkan data dan informasi tentang faktor-faktor tersebut. Data dan informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti media massa, laporan pemerintah, dan penelitian akademis.
  3. Analisis data dan informasi. Setelah mengumpulkan data dan informasi, analisislah data dan informasi tersebut untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi bisnis Anda.
  4. Ambil tindakan. Berdasarkan hasil analisis, ambillah tindakan yang diperlukan untuk meminimalkan ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada.

Framework ini dapat digunakan untuk:

  • Pengembangan strategi bisnis. Framework ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi bisnis dalam jangka panjang.
  • Pengembangan produk dan layanan. Framework ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren dan perubahan yang dapat mempengaruhi kebutuhan pelanggan.
  • Pengembangan pemasaran. Framework ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang untuk menjangkau target pasar baru.

Contohnya, sebuah perusahaan teknologi dapat menggunakan framework ini untuk mengidentifikasi tren teknologi baru yang dapat mengubah cara bisnis beroperasi.

Secara keseluruhan, framework analisis kompetitor PESTEL Analysis adalah alat yang bermanfaat untuk memahami lingkungan eksternal bisnis dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghadapi perubahan.

8. Benchmarking

Benchmarking adalah sebuah framework analisis kompetitor yang digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja pesaingnya. Framework ini bisa menjadi senjata yang ampuh untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan melakukan benchmarking, perusahaan dapat mengetahui posisinya di pasar, mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan pesaing, dan menemukan peluang untuk perbaikan.

Benchmarking dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada data dan sumber daya yang tersedia. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan benchmarking:

  1. Identifikasi pesaing

Langkah pertama adalah mengidentifikasi pesaing yang akan dibandingkan. Pesaing dapat diidentifikasi berdasarkan berbagai faktor, seperti:

  • Segmen pasar yang sama
  • Produk atau layanan yang serupa
  • Lokasi geografis yang sama
  1. Kumpulkan data

Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data kinerja pesaing. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif, seperti:

  • Penjualan
  • Laba
  • Kepuasan pelanggan
  • Kualitas produk

Data juga dapat berupa data kualitatif, seperti:

  • Strategi pemasaran
  • Proses operasi
  • Teknologi yang digunakan
  1. Analisis data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja pesaing. Analisis dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti:

  • Perbandingan langsung
  • Perbandingan relatif
  • Perbandingan ternormalisasi
  1. Tindakan perbaikan

Hasil analisis benchmarking dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang untuk perbaikan. Perusahaan dapat melakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan kinerjanya, seperti:

  • Meniru strategi pesaing yang berhasil
  • Meningkatkan kualitas produk atau layanan
  • Meningkatkan efisiensi operasional

Contoh penerapan benchmarking misalnya, sebuah perusahaan telekomunikasi ingin meningkatkan kepuasan pelanggannya. Perusahaan tersebut melakukan benchmarking dengan perusahaan telekomunikasi lainnya untuk mengetahui bagaimana cara mereka meningkatkan kepuasan pelanggan.

9. Balanced Scorecard

Balanced Scorecard (BSC) adalah framework analisis kompetitor yang dikembangkan oleh Robert Kaplan dan David Norton pada tahun 1992. BSC merupakan framework yang komprehensif dan dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk kinerja kompetitor. BSC terdiri dari empat perspektif, yaitu:

  • Perspektif Keuangan (Financial Perspective): Berfokus pada kinerja finansial perusahaan, seperti laba, pertumbuhan, dan nilai pemegang saham.
  • Perspektif Pelanggan (Customer Perspective): Berfokus pada kepuasan pelanggan, pangsa pasar, dan loyalitas pelanggan.
  • Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Processes Perspective): Berfokus pada efisiensi dan efektivitas proses bisnis, seperti kualitas produk dan layanan, serta waktu pengiriman.
  • Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning & Growth Perspective): Berfokus pada pengembangan karyawan, inovasi, dan budaya perusahaan.

Untuk menggunakan BSC dalam analisis kompetitor, perusahaan perlu mengumpulkan data dan informasi dari kompetitornya. Data dan informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti laporan keuangan, situs web perusahaan, dan media massa.

Setelah data dan informasi dikumpulkan, perusahaan dapat menggunakan BSC untuk menilai kinerja kompetitornya dari empat perspektif yang berbeda. Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk memahami kekuatan dan kelemahan kompetitor, serta untuk menyusun strategi persaingan yang tepat.

BSC dapat digunakan kapan saja oleh perusahaan yang ingin memahami kinerja kompetitornya. BSC dapat digunakan untuk menilai kinerja kompetitor secara berkala, seperti setiap tahun atau setiap kuartal. BSC juga dapat digunakan untuk menilai kinerja kompetitor secara spesifik, seperti untuk menilai kinerja kompetitor dalam meluncurkan produk baru atau memasuki pasar baru.

10. Blue Ocean Strategy

Framework analisis kompetitor Blue Ocean Strategy adalah alat yang digunakan untuk menganalisis posisi persaingan perusahaan di pasar. Framework ini dikembangkan oleh W. Chan Kim dan Renée Mauborgne dalam buku mereka yang berjudul Blue Ocean Strategy: How to Create Uncontested Market Space and Make the Competition Irrelevant. Framework ini bisa menjadi alat yang powerful yang dapat membantu perusahaan untuk menciptakan ruang pasar baru dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Framework analisis kompetitor Blue Ocean Strategy terdiri dari dua bagian, yaitu:

  • Perspektif nilai pelanggan: Bagian ini digunakan untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perusahaan perlu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang belum terpenuhi atau yang tidak terpenuhi dengan baik oleh pesaing.
  • Perspektif nilai industri: Bagian ini digunakan untuk memahami bagaimana industri saat ini beroperasi. Perusahaan perlu mengidentifikasi biaya dan manfaat yang terkait dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh pesaing.

Cara penggunaan framework analisis kompetitor Blue Ocean Strategy adalah sebagai berikut:

  1. Identifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan: Perusahaan perlu melakukan riset pasar untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Riset pasar dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti wawancara, survei, dan focus group discussion.
  2. Identifikasi biaya dan manfaat yang terkait dengan produk atau layanan: Perusahaan perlu menganalisis biaya dan manfaat yang terkait dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh pesaing. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis biaya dan analisis nilai pelanggan.
  3. Buat peta persaingan: Perusahaan perlu membuat peta persaingan yang menggambarkan posisi persaingan perusahaan di pasar. Peta persaingan ini dapat dibuat dengan menggunakan matriks SWOT atau matriks porter.
  4. Identifikasi area yang belum terlayani: Perusahaan perlu mengidentifikasi area yang belum terlayani di pasar. Area yang belum terlayani adalah area yang kebutuhan dan keinginan pelanggannya belum terpenuhi atau yang tidak terpenuhi dengan baik oleh pesaing.
  5. Kembangkan strategi untuk memasuki area yang belum terlayani: Perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk memasuki area yang belum terlayani. Strategi ini harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan cara yang lebih efisien daripada pesaing.

Framework analisis kompetitor Blue Ocean Strategy dapat digunakan kapan saja, tetapi biasanya digunakan oleh perusahaan yang ingin menciptakan ruang pasar baru. Ruang pasar baru adalah ruang pasar yang belum terlayani atau yang tidak terlayani dengan baik oleh pesaing. Dengan menciptakan ruang pasar baru, perusahaan dapat menghindari persaingan langsung dengan pesaing dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

11. Value Chain Analysis

Analisis rantai nilai (value chain analysis) adalah framework analisis kompetitor yang digunakan untuk memahami bagaimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggannya. Framework ini membagi kegiatan perusahaan menjadi dua kategori, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.

Aktivitas utama adalah aktivitas-aktivitas yang langsung terlibat dalam produksi dan pengiriman produk atau jasa kepada pelanggan. Aktivitas utama terdiri dari:

  • Pembelian: Aktivitas ini mencakup pembelian bahan baku, suku cadang, dan barang dagangan.
  • Operasi: Aktivitas ini mencakup proses produksi atau pengumpulan barang dan jasa.
  • Pengiriman: Aktivitas ini mencakup pengemasan, penyimpanan, dan transportasi produk atau jasa kepada pelanggan.
  • Pemasaran dan penjualan: Aktivitas ini mencakup promosi, penjualan, dan distribusi produk atau jasa.
  • Layanan: Aktivitas ini mencakup dukungan teknis, perbaikan, dan garansi.

Aktivitas pendukung adalah aktivitas-aktivitas yang mendukung aktivitas utama. Aktivitas pendukung terdiri dari:

  • Pemasok: Aktivitas ini mencakup hubungan dengan pemasok bahan baku, suku cadang, dan barang dagangan.
  • Pengembangan teknologi: Aktivitas ini mencakup penelitian dan pengembangan, pengembangan produk, dan proses manufaktur.
  • Manajemen sumber daya manusia: Aktivitas ini mencakup rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karyawan.
  • Infrastruktur perusahaan: Aktivitas ini mencakup sistem informasi, akuntansi, dan keuangan.

Untuk menggunakan framework ini, perusahaan perlu melakukan langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
  2. Analisis setiap aktivitas untuk memahami bagaimana aktivitas tersebut menciptakan nilai bagi pelanggan.
  3. Bandingkan aktivitas perusahaan dengan aktivitas pesaing.
  4. Identifikasi peluang untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.

Framework value chain analysis dapat digunakan untuk:

  • Analisis persaingan: Framework ini dapat digunakan untuk memahami bagaimana perusahaan bersaing dengan pesaingnya.
  • Pengembangan strategi: Framework ini dapat digunakan untuk mengembangkan strategi yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
  • Efisiensi operasional: Framework ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

12. Customer Journey Map

Framework analisis kompetitor Customer Journey Map adalah sebuah alat yang digunakan untuk memahami perjalanan pelanggan kompetitor dari awal hingga akhir. Framework ini dapat membantu bisnis untuk mempelajari bagaimana kompetitor berinteraksi dengan pelanggan mereka, sehingga bisnis dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan pengalaman pelanggan mereka sendiri.

Cara penggunaan framework analisis kompetitor Customer Journey Map adalah sebagai berikut:

  1. Identifikasi kompetitor utama. Bisnis perlu mengidentifikasi kompetitor utama yang akan dianalisis. Kompetitor utama adalah kompetitor yang memiliki pangsa pasar yang signifikan dan memiliki posisi yang kuat di pasar.
  2. Buat buyer persona. Buyer persona adalah profil pelanggan ideal yang ditargetkan oleh bisnis. Buyer persona membantu bisnis untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan mereka.
  3. Identifikasikan touch point. Touch point adalah titik interaksi antara pelanggan dan bisnis. Bisnis perlu mengidentifikasi semua touch point yang dialami oleh pelanggan kompetitor, mulai dari saat mereka pertama kali mengetahui produk atau layanan hingga saat mereka menggunakan produk atau layanan tersebut.
  4. Analisis pengalaman pelanggan. Bisnis perlu menganalisis pengalaman pelanggan kompetitor pada setiap touch point. Analisis ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti survei pelanggan, wawancara, dan analisis data.
  5. Identifikasikan peluang. Bisnis Anda perlu mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan pengalaman pelanggan mereka sendiri. Peluang ini dapat ditemukan dengan membandingkan pengalaman pelanggan kompetitor dengan standar yang ditetapkan oleh bisnis Anda.
Contoh Customer Journey Map (Sumber: Zapier)
Contoh Customer Journey Map (Sumber: Zapier)

Framework analisis kompetitor Customer Journey Map dapat digunakan dalam berbagai situasi, termasuk:

  • Saat bisnis ingin meluncurkan produk atau layanan baru. Framework ini dapat membantu bisnis untuk memahami bagaimana kompetitor berinteraksi dengan pelanggan mereka, sehingga bisnis dapat mengidentifikasi peluang untuk membuat produk atau layanan yang lebih menarik bagi pelanggan.
  • Saat bisnis ingin meningkatkan pengalaman pelanggan mereka. Framework ini dapat membantu bisnis untuk mengidentifikasi area yang dapat ditingkatkan untuk memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
  • Saat bisnis ingin memahami posisi mereka di pasar. Framework ini dapat membantu bisnis untuk membandingkan pengalaman pelanggan mereka dengan pengalaman pelanggan kompetitor.

Demikianlah penjelasan 12 framework dalam analisis kompetitor. Framework yang paling tepat untuk digunakan tergantung pada kebutuhan dan tujuan perusahaan. Misalnya, jika perusahaan ingin memahami faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan dalam industrinya, maka Porter’s Five Forces Model adalah pilihan yang tepat. Jika perusahaan ingin memahami posisinya dalam persaingan, maka SWOT Analysis adalah pilihan yang tepat. Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan framework kompetitor analisis:

  • Pilih framework yang tepat untuk kebutuhan dan tujuan perusahaan.
  • Kumpulkan data yang relevan dan akurat.
  • Analisis data secara objektif.
  • Simpulkan hasil analisis dan buat rekomendasi.

Dengan menggunakan framework kompetitor analisis yang tepat, perusahaan dapat memahami pesaing mereka dengan lebih baik dan membuat keputusan bisnis yang lebih efektif.

Butuh bacaan komprehensif seputar bisnis dan dunia digital? Yuk, kunjungi halaman Insight Onero Solutions. Onero Solutions merupakan digital agency yang telah berdiri sejak tahun 2013. Dengan expertise di bidang pengembangan website, aplikasi, dan digital marketing, kami membagikan beragam insight khusus untuk Anda.

Don't forget to share this post!

Related Insights