Kartu kredit fisik telah lama menjadi andalan bagi banyak perusahaan untuk berbagai keperluan transaksi. Namun, Virtual Credit Card (VCC) menawarkan alternatif yang menarik dengan berbagai keunggulan, terutama dalam hal keamanan dan fleksibilitas. Walaupun sama-sama kartu kredit, tetapi ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Artikel ini akan membahas perbandingan antara VCC dan kartu kredit fisik dari berbagai aspek, termasuk kemudahan penggunaan, keamanan, dan persyaratan pembuatan, untuk membantu kamu menentukan pilihan terbaik untuk bisnis. Yuk, simak!
1. Perbedaan dari Bentuk
Seperti namanya, virtual credit card tidak memiliki bentuk fisik layaknya kartu kredit pada umumnya. Ini karena VCC hanya tersedia secara digital, tetapi memiliki detail informasi yang sama dengan kartu kredit fisik seperti nomor kartu, tanggal kadaluarsa, dan kode CVV.
Sementara, kartu kredit memiliki bentuk fisik berupa kartu plastik yang berukuran standar, seperti kartu ID atau kartu debit. Kartu ini bisa digunakan secara langsung dengan menggesekkan atau memasukkannya ke dalam mesin EDC (electronic data capture).
Sementara itu, meningkatnya penggunaan smartphone secara global, misalnya, telah menjadi salah satu faktor utama yang mendorong penggunaan kartu virtual. Data dari Juniper Research menunjukkan bahwa nilai global transaksi kartu virtual, yang pada beberapa tahun lalu hanya sekitar $1,9 triliun, diproyeksikan akan mencapai $6,8 triliun pada tahun 2026.
2. Keamanan yang Jauh Berbeda
Virtual credit card (VCC) menjadi salah satu metode pembayaran teraman di industri B2B, menurut data Versapay. Ini karena VCC menggunakan teknologi one-time password (OTP) untuk meningkatkan keamanan transaksi. OTP adalah kode unik yang hanya berlaku untuk satu kali transaksi atau dalam waktu terbatas.
Sedangkan, kartu kredit fisik memiliki keamanan yang lebih bergantung pada perlindungan fisiknya, umumnya dilengkapi dengan chip EMV (Expected Monetary Value) yang membantu mencegah pemalsuan kartu. Namun, kartu kredit fisik lebih berisiko daripada kartu virtual.
Misalnya, kartu fisik dapat hilang, yang memungkinkan orang lain mengakses informasi kartu jika tidak segera dilaporkan ke penerbit kartu. Jika detail kartu, seperti nomor kartu, tanggal kadaluarsa , dan CVV bocor atau dicuri, informasi pada kartu fisik dapat digunakan dalam transaksi online.
Baca juga: 6 Tips Bijak Mengelola Biaya Kartu Kredit Bisnis, Ikuti Jika Ingin Aman!
3. Batasan atau Limit Kredit
Kartu kredit bisnis cenderung memiliki limit kredit yang lebih tinggi daripada kartu kredit pribadi, meskipun hal ini bisa berbeda-beda tergantung dari bank atau lembaga keuangan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Sedangkan, kartu virtual memiliki limit mulai dari 30jt sampai dengan 60jt, seperti virtual credit card dari Paper.id bernama Paper Virtual Card.
Untuk biaya transaksinya sendiri, biaya transaksi kartu kredit fisik biasanya berkisar antara 1,8% hingga 2,5% dari nilai transaksi. Persentase ini bisa bervariasi tergantung pada jenis kartu kredit yang digunakan, misalnya, kartu kredit reguler, premium, atau corporate.
Sedangkan, biaya transaksi VCC cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kartu kredit fisik. Contohnya, Paper Virtual Card yang menghadirkan biaya transaksi mulai 1.5% saja dengan Paper+ untuk business owner.
4. Penggunaan atau Transaksi
Kartu kredit virtual hanya bisa digunakan untuk transaksi pembayaran secara online. Virtual credit card memudahkan buyer untuk membuat nomor kartu yang khusus digunakan untuk membayar invoice tertentu.
Setelah pembayaran dilakukan, transaksi dengan nomor VCC langsung tercatat otomatis di sistem akuntansi bisnis. Ini memudahkan kamu untuk melacak dan mencocokkan transaksi, sehingga pengelolaan keuangan jadi lebih efisien.
Berbeda dengan kartu kredit fisik yang bisa digunakan untuk transaksi langsung (offline) dengan menggesek atau memasukkan ke mesin EDC. Kartu kredit fisik juga bisa digunakan untuk transaksi online dengan memasukkan nomor kartu kredit, tanggal kadaluarsa, dan kode CVV yang tertera di bagian belakang kartu.
Baca juga: Tips Menggunakan Kartu Kredit Bisnis untuk Modal Usaha
5. Perbedaan Persyaratan Pembuatan
Pada kartu kredit untuk bisnis, calon pemegang kartu biasanya perlu menyertakan dokumen identitas seperti KTP, SIM, atau paspor, NPWP, dan bukti penghasilan. Sedangkan VCC, pengguna harus memiliki akun yang aktif dengan penyedia layanan kartu virtual atau aplikasi keuangan yang mendukung pembuatan VCC.
Pengajuan VCC seringkali lebih mudah dibandingkan dengan kartu kredit fisik karena biasanya dilakukan secara online melalui platform atau aplikasi penyedia layanan keuangan. Proses persetujuan juga memerlukan waktu yang lebih singkat.
Beberapa VCC tidak memerlukan deposit awal seperti yang biasanya dibutuhkan untuk kartu kredit fisik. Karena itu, VCC menjadi lebih mudah diakses oleh bisnis yang mungkin tidak memiliki dana tambahan untuk deposit awal.
Pakai Virtual Credit Card dari Paper.id untuk Bisnis
Kini, sudah hadir virtual credit card untuk bisnis bernama Paper Virtual Card. Dapatkan akses mudah dan cepat dalam mendapatkan Rp100 juta untuk kebutuhan bisnismu!
Cash flow lebih teratur dan pembelian stok menjadi lebih lancar. Dengan begitu, produksi dan penjualan bisa berjalan aman.
Tunggu apalagi? Daftar sekarang dan optimalkan pembayaran bisnismu dengan cara klik tombol di bawah ini!
*Artikel ini hasil kerja sama antara Paper.id dan Onero